Kamis, 10 Januari 2013

CINA PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN CINA SETELAH PERANG DUNIA II (1949-1979)


MAKALAH
CINA
PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN CINA SETELAH PERANG DUNIA II
(1949-1979)
 (Guna memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah sejarah asia baru)



Oleh
Kurniawati Eka Lestari
NIM. 110110301002




ILMU SEJARAH
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS JEMBER
2013

BAB I
PENGANTAR

I.            Latar Belakang
Cina termasuk salah satu sejarah kebudayaan  tertua di Dunia. Karena menurut penemuan arkeologi dan antropologi, cina telah didiami oleh manusia purba dari 1,7 juta tahun yang lalu. Dahulu cina mempunyai peradaban di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Cina mulai ditulis sejarahnya dimulai dari Dinasti Shang (1750 SM- 1045 SM).[1] Setelah dinasti Shang berakhir, dinasti ini digantikan oleh Dinasti Zhou yang merupakan zaman berkembangnya budaya, sastra dan filsafat di Cina sejak 1045 SM hingga 256 SM. Dinasti Zhou adalah dinasti yang lama berkuasa di cina dan di jaman dinasti inilah tulisan cina modern mulai berkembang.
Pandangan konvensional terhadap sejarah Cina adalah bahwa Cina merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh orang-orang asing, yang sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Cina modern.
Cina juga merupakan penemu kertas dan amunisi. Saat ini negara RRC adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia dan mempunyai keanekaragaman suku yang cukup tinggi. Cina juga negara yang paling disegani, negara yang sangat pesat perkembangan dan kemajuannya, baik dari segi budaya dan ekonomi. Secara umum, kelebihan karakter etnis Cina adalah cenderung lembut, tegas dan gigih.
II.            Rumusan Masalah
a.       Bagaimana cina setelah Perang Dunia II
b.      Apa perkembangan Kebudayaan Cina dan sistem pemerintahan Cina setelah PD II
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Permasalahan Cina sebelum Perang Dunia II
Sebelum perang dunia kedua, cina sudah mengalami kemajuan yakni dalam pemerintahan sudah tidak berwujud kekaisaran melainkan sudah berevolusi menjadi Republik Rakyat Cina yang dikenal sebagai RRC, perubahan ini terjadi pada tahun 1911 yang dibentuk oleh Dr. Sun Yat Sen dan dia pun menjabat sebagai presidennya.[2] Dr. Sun Yat Sen dari dinasti Manchu, Dr. Sun Yat Sen berusaha menyusun kekuatan kembali dengan meminta bantuan Yuan Shih Kay, mantan petinggi militer. Karena, Yuan Shih Kay bersimpati dengan perjuangan Dr. Sun Yat Sen dan berniatan membantunya secara diam-diam.
Awalnya rakyat cina menerima dengan diangkatnya Yuan Shih Kay sebagai pemimpin cina akan tetapi lama-kelamaan hal ini ditentang oleh rakyat cina terutama kelompok revolusioner. Karena Yuan Shih Kay memerintah Cina secara diktator sebab Yuan Shih Kay berkein ginan mengembalikan sistem peerintahan cina ke sistem kekaisaran. Kelompok revolusioner sempat melakukan pemberontakan kepada Yuan Shih Kay akan tetapi pemberontakan itu gagal dan pepimpinnya melarikan diri ke Jepang.
Di sisi cina lain, tepatnya di Cina Selatan kaum militer meminta Dr. Sun Yat Sen agar membntuk pemerintahan baru dan di Kanton pada tahun 1917. Pada tahun 1922 pemerintahan republik runtuh dan kaum militer yang berkuasa. oleh karena ada dua pemerintahan dalam satu wilayah Cina, terjadilah perang saudara. Pada tahun 1919 Dr. Sun Yat Sen mengadakan pembenahan terhadap Partai Nasional dengan merekrut pada mahasiswa. Pada saat yang sama, ideologi komunis mulai menyusup di Cina dan banyak dianut mahasiswa yang berada di Beijing dan Shanghai.
Pada tahun 1923 Uni Soviet mulai menjalin hubungan dengan pemerintah Cina. Uni Soviet mengirimkan beberapa penasihatnya ke Cina untuk membantu kaum nasionalis. Uni Soviet menyarankan agar kaum komunis dan nasionalis bersatu untuk melancarkan revolusi melawan pemerintahan militer di Utara. Pendapat tersebut disetujui oleh kaum komunis dan nasionalis untuk melawan Cina Utara. Pada tahun 1925 Dr. Sun Yat Sen meninggal dan kepemimpinannya digantikan oleh Chiang Kai-shek seorang militer. Pada tahun 1926, para pemimpin militer di Utara berhasil ditundukkan oleh orang-orang nasionalis dan komunis.
Akan tetapi setahu kemudian Chiang Kai-shek bebalik memusuhi kaum komunis. Karena Chiang Kai-shek menginginkan hanya kaum nasionalis yang menguasai Cina. Hal itu pun menjadi nyata, pada tahun 1928 seluruh Cina berhasil disatukan dalam pemerintahan kaum naionalis. Akan tetapi walaupun kaum nasionalis ini bisa menguassai cina akan tetapi pada kenyataannya mereka tidak mampu mengontrol seluruh wilayah Cina secara penuh. Hal ini disebabkan oleh gangguan yang dilakukan oleh kaum komunis dan usaha agresi Jepang mewarnai masa pemerintahan kaum nasionalis. Kaum komunis berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya di wilayah tengah dan selatan Cina. Namun, pada tahun 1934 Chiang Kai-shek berhasil mematahkan perlawanan kaum komunis. Akibat pertempuran tersebut, kaum komunis Cina mulai mengonsolidasikan kekuatannya di bagian Utara Cina.
Pada tahun 1937 Jepang hampir menguasai seluruh wilayah Cina. Para kaum nasionalis pun mengundurkan diri dari Provinsi Szechwan dan menjadikan Chung-Ching sebagai ibu kota negara sementara. Ketika Perang Dunia II berlangsung, Cina pun bergabung dalam kelompok Sekutu. Karena, peperangan yang memakan waktu lama dan menguras berbagai sumber daya menyebabkan dukungan rakyat Cina pada kelompok nasionalis mulai mengendur. Dan kaum komunis pandai membaca situasi tersebut dan kaum komunis tidak mensia-siakan kesempatan ini. Mereka pun mengambil kesempatan memperluas pengaruhnya pada masyarakat. Dan alhasil, kaum komunis berhasil merebut beberapa wilayah Cina di utara dari pemerintah pendudukan Jepang yang mulai melemah.
Kaum komunis kemudian memperkuat pasukannya dan mengajak rakyat untuk membantu menyediakan makanan dan tempat perlindungan. Atas kebaikan penduduk di daerah pedesaan ini, kaum komunis kemudian melakukan revolusi sosial. Caranya dengan membagi-bagikan tanah kepada para petani dan penduduk pedesaan.

B.     Cina setelah Perang Dunia II
Setelah perang dunia ke II selesai, wilayah Cina bagian utara berhasil dikuasai oleh kaum komunis. Akan tetapi pertikaian antar saudara masih berlangsung, untuk mengakhiri pertikaian di Cina setelah Perang Dunia II juga telah dicoba dilakukan, akan tetapi tidak behasil. Amerika Serikat sebagai salah satu negara adidaya berusaha menghentikan perang saudara di Cina dengan mengirim Jenderal George C. Marshall ke Cina pada tahun 1946. Tugasnya adalah mengusahakan penyelesaian politik antara kaum nasionalis dan kaum komunis. Namun, usaha itu juga mengalami kegagalan.
Dalam proklamasi kemerdekaan Cina 1 Oktober 1949, Partai Komunis Cina menjadi partai pemegang mandat pemerintahan menggantikan Partai Koumintang pimpinan Chiang Kai Sek. Kemudian, Chiang Kai Sek pindah ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan demokratis. AS mendukung pemerintahan Chiang Kai Sek di Taiwan. Dari sudut pandang kekuatan militer, Cina dibantu Uni Soviet, mulai membangun teknologi persenjataan nuklirnya tahun 1957 unuk menangkal serangan Negara lain.
Dengan berdirinya negara komunis di Cina ini, Cina mendapat dukungan dari negara-negara komunis lainnya seperti : Inggris, Perancis, Myanmar dan India.  Akan tetapi Amerika Serikat menentang bahkan menolak keberadaannya di PBB. Amerika Serikat hanya mengakui Negara Republik Nasionalis Cina yang dipimpin Chiang Kai Shek (Taiwan).
Pada tahun 1950 RRC mulai terjun membantu Korea Utara menghadapi Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hal ini dilakukan Cina karena dalam peperanngan itu AS membantu korea selatan untuk melawan Korea Utara. Tahun 1958 RRC mulai mengalami hubungan kurang baik dengan Uni Soviet seiring dengan bertambah besarnya kekuatan dan pengaruh teknologi, militer, dan ekonomi RRC di Asia. Uni Soviet khawatir akan tersaingi, sampai akhirnya banyak tenaga ahli dari Uni Soviet yang dipulangkan dari RRC. Pada tahun yang sama cina terlibat perselisihan perbatasan dengan India, Nepal, Myanmar, Mongolia, Bhutan, dan Pakistan yang semuanya diakhiri dengan persetujuan perbatasan, seperti :
a.       Aksai Chin, dikuasai Cina, diklaim oleh India
b.      Kepulauan Paracel, dikuasai Cina, diklaim oleh Vietnam dan Republik Cina
c.       Kepulauan Spratly, dipertentangkan antara Cina, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam
d.      Kepulauan Diaoyu/Kepulauan Senkaku, dikuasai Jepang, diklaim oleh Cina dan Republik Cina
e.       Arunachal Pradesh/Tibet Selatan, dikuasai India, diklaim oleh Cina[3]
Pada awal 1960-an Cina mengalami penurunan ekonomi drastis, dibawah pipinan Mao. Akibatnya Mao turun dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Tidak lama dari kemunduran Mao dari jabatannya Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao.
Akan tetapi Mao tetap menjadi ketua partai, namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan.
Disisi lain hubungan RRC dengan  negara lain dan mempunyai pengaruh besar mulai membaik seperti Amerika Serikat, Unisoviet , Jepang, dll. Hubungan RRC dengan Amerika Serikat membaik pada era 1970-an ditandai dengan kunjungan presiden Richard Nixon ke RRC pada 1972 serta pengakuan keanggotaan RRC di PBB pada 1971. RRC menggantikan Republik Cina sebagai wakil untuk "Cina" di PBB dan sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
RRC mengalami kemajuan pesat setelah menjadi lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Lambat laun RRC pun menjadi negara yang kuat hal ini terbukti dengan kemiliteran RRC, setelah saat itu Cina mempunyai pasukan tentara terbesar di Dunia. Mengetahui hal tersebut banyak negara-negara Barat menjalin diplomatik dengan RRC seperti Kanada pada thun 1970-an menjalin Diplomatik dengan RRC. dan tidak hanya itu saja pada tahun 1971 Amerika Serikat dan sekutunya mengakui RRC menjadi salah satu anggota PPb menggantikan Taiwan.
Akan tetapi pada tahun 1976, Cina mengalami kedukaan karena Mao Zedong meninggal dunia. Dengan kematian Mao ini memicu perebutan kekuasaan di Cina antara Kaum moderat pimpinan Hua Guofeng dan kaum radikal pimpinan Jiang Qing, yang merupakan janda Mao Zedong, dan dia pun juga berebut kekuasaan pemerintahan. Perebutan ini pun tidak berlangsung lama karena perebutan ini berhasil direbut oleh kaum moderat. Dan akhirnya pada tahun 1979 Cina di bawah pimpinan Deng Xiaoping membuka hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Walaupun pada tahun 1972 presiden Amerika Serikat, Richard M. Nixon, pernah mengunjungi Cina akan tetapi pada saat itu Amerika Serikat masih belum resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Cina.
Sepeninggal Mao banyak perubahan yang di alami oleh Cina. Dan seperti Kaum moderat yang didominasi Partai Komunis berusaha mengurangi kekagumannya terhadap pemimpin besar Mao Zedong. Perubahan lainnya terasa di dlam pemerintahan Cina misalnya pemerintah Cina menjalin hubungan dengan berbagai negara. Hal inilah yang berangsur-angsur tetapi pasti Cina menjadi negara Besar yang disegani oleh negara-negara lainnya.

BAB III
KESIMPULAN
        Cina merupakan negara yang termasuk pesat perubahannya. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bagaimana Cina mengatasi segala permasalahan yang cukup rumit. Dari sebelum Perang Dunia II sampai selesainya Perang Dunia II. Hal ini terjadi karena dilihat dari segi historisnya Cina merupakan negara yang selama 2000 tahun dikuasai oleh dinasti-dinasti yang kuat dan bentuk pemerintahannya pun berupa kekaisaran. Jadi tidak mudah mengubah kebiasaan tradisional menjadi maju dan mengubah sistem pemerintahannya menjadi Repulik Rakyat Cina.
Prestasi setelah Perang Dunia II pun sangat pesat yang dialami Cina. Hal ini terbukti dengan diakuinya Republik Cina sebagai anggota PBB dan yang lebih menakjubkannya lagi Republik Cina menjadi salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Dan Cina pun mempunyai pasukan tentara terbesar di Dunia, hal ini sangat logis karena pada saat itu pun rakyat Cina sudah cukup pesat.

DAFTAR PUSTAKA
China’s National Defense in 2008. The State Council Information Office, 20 Januari2009.http://www.china.org.cn/government/central_government/200901/20/content_175557htm - diakses8 Mei 2009
Roads Murphey, East Asia: A New History, U. of Michigan Press: 1996.

        

[1] "Cultural History and Archaeology of China". Bureau of Educational and Cultural Affairs, U.S. State Department. Diarsipkan dari yang asli pada 15 Desember 2007. Diakses pada 12 Januari 2008.

[3] Ross Terrill, The New Chinese Empire: And What It Means for the United States, Basic Books, hardcover, 400 halaman, ISBN 0-465-08412-5

1 komentar:

  1. http://aro-karakteristik.blogspot.co.id/2014/03/revolusi-china.html
    Kehidupan politik di China merupakan produk dari masa revolusi yang panjang yang berlangsung paling tidak dari tahun 1911 sampai tahun 1949 dan meliputi tiga perombakan sistem politik secara kekerasan (James R. Townsend, 1997: 173). Revolusi pertama terjadi pada tahun 1911, menggantikan sistem kekaisaran yang telah berlangsung selama ribuan tahun dengan sistem pemerintahan republik. Revolusi kedua terjadi pada tahun 1928, ketika Kuomintang (KMT) berhasil membentuk dan menguasai pemerintahan baru menggantikan pemerintahan “panglima perang” (warlord) yang terpecah-pecah dalam masa permulaan pemerintahan Republik China dengan sistem dominasi satu partai yang terorganisir dan terpusat. Revolusi ketiga terjadi pada tahun 1949 dengan berdirinya Republik Rakyat China di bawah kekuasaan Partai Komunis China.
    https://satuduadesember2015.wordpress.com/penyesatan-kebohongan/

    BalasHapus