MAKALAH
CINA
PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN
CINA SETELAH PERANG DUNIA II
(1949-1979)
(Guna memenuhi
tugas ujian akhir semester mata kuliah sejarah asia baru)
Oleh
Kurniawati
Eka Lestari
NIM.
110110301002
ILMU SEJARAH
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB I
PENGANTAR
I.
Latar
Belakang
Cina
termasuk salah satu sejarah kebudayaan
tertua di Dunia. Karena menurut penemuan arkeologi dan antropologi, cina
telah didiami oleh manusia purba dari 1,7 juta tahun yang lalu. Dahulu cina
mempunyai peradaban di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum.
Cina mulai ditulis sejarahnya dimulai dari Dinasti Shang (1750 SM- 1045 SM).[1]
Setelah dinasti Shang berakhir, dinasti ini digantikan oleh Dinasti Zhou yang
merupakan zaman berkembangnya budaya, sastra dan filsafat di Cina sejak 1045 SM
hingga 256 SM. Dinasti Zhou adalah dinasti yang lama berkuasa di cina dan di
jaman dinasti inilah tulisan cina modern mulai berkembang.
Pandangan
konvensional terhadap sejarah Cina adalah bahwa Cina merupakan suatu negara
yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang
kadang-kadang dikuasai oleh orang-orang asing, yang sebagian besar
terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh
budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi,
dan asimilasi yang
bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Cina modern.
Cina juga
merupakan penemu kertas dan amunisi. Saat ini negara RRC adalah negara dengan
jumlah penduduk terbanyak di dunia dan mempunyai keanekaragaman suku yang cukup
tinggi. Cina juga negara yang paling disegani, negara yang sangat pesat
perkembangan dan kemajuannya, baik dari segi budaya dan ekonomi. Secara umum,
kelebihan karakter etnis Cina adalah cenderung lembut, tegas dan gigih.
II.
Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana cina setelah Perang Dunia
II
b.
Apa perkembangan Kebudayaan Cina dan
sistem pemerintahan Cina setelah PD II
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Permasalahan
Cina sebelum Perang Dunia II
Sebelum
perang dunia kedua, cina sudah mengalami kemajuan yakni dalam pemerintahan
sudah tidak berwujud kekaisaran melainkan sudah berevolusi menjadi Republik
Rakyat Cina yang dikenal sebagai RRC, perubahan ini terjadi pada tahun 1911
yang dibentuk oleh Dr. Sun Yat Sen dan dia pun menjabat sebagai presidennya.[2]
Dr. Sun Yat Sen dari dinasti Manchu, Dr. Sun Yat Sen berusaha menyusun kekuatan
kembali dengan meminta bantuan Yuan Shih Kay, mantan petinggi militer. Karena,
Yuan Shih Kay bersimpati dengan perjuangan Dr. Sun Yat Sen dan berniatan
membantunya secara diam-diam.
Awalnya
rakyat cina menerima dengan diangkatnya Yuan Shih Kay sebagai pemimpin cina
akan tetapi lama-kelamaan hal ini ditentang oleh rakyat cina terutama kelompok
revolusioner. Karena Yuan Shih Kay memerintah
Cina secara diktator sebab Yuan Shih Kay berkein ginan mengembalikan sistem
peerintahan cina ke sistem kekaisaran. Kelompok revolusioner sempat melakukan
pemberontakan kepada Yuan Shih Kay akan tetapi pemberontakan itu gagal dan
pepimpinnya melarikan diri ke Jepang.
Di sisi cina
lain, tepatnya di Cina Selatan kaum militer meminta Dr. Sun Yat Sen agar
membntuk pemerintahan baru dan di Kanton pada tahun 1917. Pada tahun 1922
pemerintahan republik runtuh dan kaum militer yang berkuasa. oleh karena ada
dua pemerintahan dalam satu wilayah Cina, terjadilah perang saudara. Pada tahun
1919 Dr. Sun Yat Sen mengadakan pembenahan terhadap Partai Nasional dengan
merekrut pada mahasiswa. Pada saat yang sama, ideologi komunis mulai menyusup
di Cina dan banyak dianut mahasiswa yang berada di Beijing dan Shanghai.
Pada tahun
1923 Uni Soviet mulai menjalin hubungan dengan pemerintah Cina. Uni Soviet
mengirimkan beberapa penasihatnya ke Cina untuk membantu kaum nasionalis. Uni
Soviet menyarankan agar kaum komunis dan nasionalis bersatu untuk melancarkan
revolusi melawan pemerintahan militer di Utara. Pendapat tersebut disetujui
oleh kaum komunis dan nasionalis untuk melawan Cina Utara. Pada tahun 1925 Dr.
Sun Yat Sen meninggal dan kepemimpinannya digantikan oleh Chiang Kai-shek
seorang militer. Pada tahun 1926, para pemimpin militer di Utara berhasil
ditundukkan oleh orang-orang nasionalis dan komunis.
Akan tetapi
setahu kemudian Chiang Kai-shek bebalik memusuhi kaum komunis. Karena Chiang
Kai-shek menginginkan hanya kaum nasionalis yang menguasai Cina. Hal itu pun menjadi
nyata, pada tahun 1928 seluruh Cina berhasil disatukan dalam pemerintahan kaum
naionalis. Akan tetapi walaupun kaum nasionalis ini bisa menguassai cina akan
tetapi pada kenyataannya mereka tidak mampu mengontrol seluruh wilayah Cina
secara penuh. Hal ini disebabkan oleh gangguan yang dilakukan oleh kaum komunis
dan usaha agresi Jepang mewarnai masa pemerintahan kaum nasionalis. Kaum
komunis berhasil mengonsolidasikan kekuasaannya di wilayah tengah dan selatan
Cina. Namun, pada tahun 1934 Chiang Kai-shek berhasil mematahkan perlawanan
kaum komunis. Akibat pertempuran tersebut, kaum komunis Cina mulai
mengonsolidasikan kekuatannya di bagian Utara Cina.
Pada tahun
1937 Jepang hampir menguasai seluruh wilayah Cina. Para kaum nasionalis pun
mengundurkan diri dari Provinsi Szechwan dan menjadikan Chung-Ching sebagai ibu
kota negara sementara. Ketika Perang Dunia II berlangsung, Cina pun bergabung
dalam kelompok Sekutu. Karena, peperangan yang memakan waktu lama dan menguras
berbagai sumber daya menyebabkan dukungan rakyat Cina pada kelompok nasionalis
mulai mengendur. Dan kaum komunis pandai membaca situasi tersebut dan kaum
komunis tidak mensia-siakan kesempatan ini. Mereka pun mengambil kesempatan
memperluas pengaruhnya pada masyarakat. Dan alhasil, kaum komunis berhasil
merebut beberapa wilayah Cina di utara dari pemerintah pendudukan Jepang yang
mulai melemah.
Kaum komunis
kemudian memperkuat pasukannya dan mengajak rakyat untuk membantu menyediakan
makanan dan tempat perlindungan. Atas kebaikan penduduk di daerah pedesaan ini,
kaum komunis kemudian melakukan revolusi sosial. Caranya dengan membagi-bagikan
tanah kepada para petani dan penduduk pedesaan.
B.
Cina
setelah Perang Dunia II
Setelah perang dunia ke II selesai,
wilayah Cina bagian utara berhasil dikuasai oleh kaum komunis. Akan tetapi
pertikaian antar saudara masih berlangsung, untuk
mengakhiri pertikaian di Cina setelah Perang Dunia II juga telah dicoba
dilakukan, akan tetapi tidak behasil. Amerika Serikat sebagai salah satu negara
adidaya berusaha menghentikan perang saudara di Cina dengan mengirim Jenderal
George C. Marshall ke Cina pada tahun 1946. Tugasnya adalah mengusahakan
penyelesaian politik antara kaum nasionalis dan kaum komunis. Namun, usaha itu juga
mengalami kegagalan.
Dalam
proklamasi kemerdekaan Cina 1 Oktober 1949, Partai Komunis Cina menjadi partai
pemegang mandat pemerintahan menggantikan Partai Koumintang pimpinan Chiang Kai
Sek. Kemudian, Chiang Kai Sek pindah ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan
demokratis. AS mendukung pemerintahan Chiang Kai Sek di Taiwan. Dari sudut
pandang kekuatan militer, Cina dibantu Uni Soviet, mulai membangun teknologi
persenjataan nuklirnya tahun 1957 unuk menangkal serangan Negara lain.
Dengan
berdirinya negara komunis di Cina ini, Cina mendapat dukungan dari
negara-negara komunis lainnya seperti : Inggris, Perancis, Myanmar dan India. Akan tetapi Amerika Serikat menentang bahkan
menolak keberadaannya di PBB. Amerika Serikat hanya mengakui Negara Republik
Nasionalis Cina yang dipimpin Chiang Kai Shek (Taiwan).
Pada tahun
1950 RRC mulai terjun membantu Korea Utara menghadapi Amerika Serikat dan Korea
Selatan. Hal ini dilakukan Cina karena dalam peperanngan itu AS membantu korea
selatan untuk melawan Korea Utara. Tahun 1958 RRC mulai mengalami hubungan
kurang baik dengan Uni Soviet seiring dengan bertambah besarnya kekuatan dan
pengaruh teknologi, militer, dan ekonomi RRC di Asia. Uni Soviet khawatir akan
tersaingi, sampai akhirnya banyak tenaga ahli dari Uni Soviet yang dipulangkan
dari RRC. Pada tahun yang sama cina terlibat perselisihan perbatasan dengan
India, Nepal, Myanmar, Mongolia, Bhutan, dan Pakistan yang semuanya diakhiri
dengan persetujuan perbatasan, seperti :
a.
Aksai Chin, dikuasai Cina, diklaim
oleh India
b.
Kepulauan Paracel, dikuasai Cina,
diklaim oleh Vietnam dan Republik Cina
c.
Kepulauan Spratly, dipertentangkan
antara Cina, Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam
d.
Kepulauan Diaoyu/Kepulauan Senkaku,
dikuasai Jepang, diklaim oleh Cina dan Republik Cina
e.
Arunachal Pradesh/Tibet Selatan,
dikuasai India, diklaim oleh Cina[3]
Pada awal
1960-an Cina mengalami penurunan ekonomi drastis, dibawah pipinan Mao.
Akibatnya Mao turun dari jabatannya sebagai ketua umum Cina. Tidak lama dari
kemunduran Mao dari jabatannya Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi
sebagai pengganti Mao.
Akan tetapi Mao
tetap menjadi ketua partai, namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang
dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang
memulai reformasi keuangan.
Disisi lain
hubungan RRC dengan negara lain dan
mempunyai pengaruh besar mulai membaik seperti Amerika Serikat, Unisoviet ,
Jepang, dll. Hubungan RRC dengan Amerika Serikat membaik pada era 1970-an
ditandai dengan kunjungan presiden Richard Nixon ke RRC pada 1972 serta
pengakuan keanggotaan RRC di PBB pada 1971. RRC menggantikan Republik Cina
sebagai wakil untuk "Cina" di PBB dan sebagai salah satu dari lima anggota
tetap Dewan Keamanan PBB.
RRC
mengalami kemajuan pesat setelah menjadi lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Lambat laun RRC pun menjadi negara yang kuat hal ini terbukti dengan
kemiliteran RRC, setelah saat itu Cina mempunyai pasukan tentara terbesar di
Dunia. Mengetahui hal tersebut banyak negara-negara Barat menjalin diplomatik
dengan RRC seperti Kanada pada thun 1970-an menjalin Diplomatik dengan RRC. dan
tidak hanya itu saja pada tahun 1971 Amerika Serikat dan sekutunya mengakui RRC
menjadi salah satu anggota PPb menggantikan Taiwan.
Akan tetapi
pada tahun 1976, Cina mengalami kedukaan karena Mao Zedong meninggal dunia.
Dengan kematian Mao ini memicu perebutan kekuasaan di Cina antara Kaum moderat
pimpinan Hua Guofeng dan kaum radikal pimpinan Jiang Qing, yang merupakan janda
Mao Zedong, dan dia pun juga berebut kekuasaan pemerintahan. Perebutan ini pun
tidak berlangsung lama karena perebutan ini berhasil direbut oleh kaum moderat.
Dan akhirnya pada tahun 1979 Cina di bawah pimpinan Deng Xiaoping membuka
hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. Walaupun pada tahun 1972 presiden
Amerika Serikat, Richard M. Nixon, pernah mengunjungi Cina akan tetapi pada
saat itu Amerika Serikat masih belum resmi menjalin hubungan diplomatik dengan
Cina.
Sepeninggal
Mao banyak perubahan yang di alami oleh Cina. Dan seperti Kaum moderat yang didominasi
Partai Komunis berusaha mengurangi kekagumannya terhadap pemimpin besar Mao
Zedong. Perubahan lainnya terasa di dlam pemerintahan Cina misalnya pemerintah
Cina menjalin hubungan dengan berbagai negara. Hal inilah yang berangsur-angsur
tetapi pasti Cina menjadi negara Besar yang disegani oleh negara-negara
lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Cina
merupakan negara yang termasuk pesat perubahannya. Dari penjelasan diatas dapat
dilihat bagaimana Cina mengatasi segala permasalahan yang cukup rumit. Dari
sebelum Perang Dunia II sampai selesainya Perang Dunia II. Hal ini terjadi
karena dilihat dari segi historisnya Cina merupakan negara yang selama 2000
tahun dikuasai oleh dinasti-dinasti yang kuat dan bentuk pemerintahannya pun
berupa kekaisaran. Jadi tidak mudah mengubah kebiasaan tradisional menjadi maju
dan mengubah sistem pemerintahannya menjadi Repulik Rakyat Cina.
Prestasi
setelah Perang Dunia II pun sangat pesat yang dialami Cina. Hal ini terbukti
dengan diakuinya Republik Cina sebagai anggota PBB dan yang lebih
menakjubkannya lagi Republik Cina menjadi salah satu dari lima anggota tetap
Dewan Keamanan PBB. Dan Cina pun mempunyai pasukan tentara terbesar di Dunia,
hal ini sangat logis karena pada saat itu pun rakyat Cina sudah cukup pesat.
DAFTAR PUSTAKA
China’s National Defense in
2008. The State Council Information Office, 20 Januari2009.http://www.china.org.cn/government/central_government/200901/20/content_175557htm
- diakses8 Mei 2009
Roads Murphey, East Asia: A New
History, U. of Michigan Press: 1996.
[1] "Cultural History and Archaeology of China". Bureau of
Educational and Cultural Affairs, U.S. State Department. Diarsipkan dari yang asli pada 15 Desember 2007. Diakses pada
12 Januari 2008.
[3] Ross
Terrill, The New Chinese Empire: And What It Means for the United States,
Basic Books, hardcover, 400 halaman, ISBN 0-465-08412-5
http://aro-karakteristik.blogspot.co.id/2014/03/revolusi-china.html
BalasHapusKehidupan politik di China merupakan produk dari masa revolusi yang panjang yang berlangsung paling tidak dari tahun 1911 sampai tahun 1949 dan meliputi tiga perombakan sistem politik secara kekerasan (James R. Townsend, 1997: 173). Revolusi pertama terjadi pada tahun 1911, menggantikan sistem kekaisaran yang telah berlangsung selama ribuan tahun dengan sistem pemerintahan republik. Revolusi kedua terjadi pada tahun 1928, ketika Kuomintang (KMT) berhasil membentuk dan menguasai pemerintahan baru menggantikan pemerintahan “panglima perang” (warlord) yang terpecah-pecah dalam masa permulaan pemerintahan Republik China dengan sistem dominasi satu partai yang terorganisir dan terpusat. Revolusi ketiga terjadi pada tahun 1949 dengan berdirinya Republik Rakyat China di bawah kekuasaan Partai Komunis China.
https://satuduadesember2015.wordpress.com/penyesatan-kebohongan/